Selasa, 16 September 2014

DEPRESI DAN HIPOTENSI




Beberapa tahun terakhir aku mengalami depresi berat, atau setidaknya katakanlah seperti itu. Aku adalah seorang gadis yang memiliki berat badan lebih dari rata-rata dan terkesan tambun. Pada awalnya aku menganggap semuanya biasa saja, ejekan, candaan, pandangan, serta komentar orang-orang sekitar terhadapku. Namun lama-kelamaan semuanya menjadi tidak enak untuk didengar. Yang inilah, itulah, dan semuanya menjadi sedikit menyiksa. Aku mencoba untuk tetap cuek, namun saat seseorang mengatakan hal tersebut, rasanya menjadi terpikirkan lagi.
                Karena umurku telah beranjak dewasa aku menjadi semakin memikirkan satu kata “diet”. Hal ini semata-mata kulakukan agar penampilanku lebih baik dan tidak ada orang yang akan mengomentariku lagi. Andai mereka tahu rasanya, meski aku terlihat tetap tegar dan humoris, namun sebenarnya sakit mendengar perkataan-perkataan itu.
                Akhirnya aku memilih salah satu produk kesehatan. Aku lebih memilih itu karena melihat padatnya aktivitasku sehingga kurang memungkinkan untuk pergi berolahraga. Kuliahku sampai sore, setelah itu aku menjadi guru les privat, belum ditambah tugas-tugas kuliah, sedangkan aku bukanlah seorang yang sangat jenius sehingga aku harus ekstra hati-hati menggunakan waktu dan tenagaku.  Sementara aku butuh pekerjaan menjadi guru les privat tersebut.
                Suatu hari di awal masuk kuliah kondisiku mulai drop. Hal ini diawali ketika aku berada di bus dalam perjalananku ke kampong halaman. Di bus aku merasa sangat pusing dan mual, padahal aku tidak pernah mengalami hal semacam itu sebelum-sebelumnya. Hari terakhirku di Trenggalek (kampung halamanku), ibuku menyuruhku untuk memeriksakan tensi darahku karena beliau mulai curiga ada yang salah dengan tubuhku. Saat di klinik, ternyata tensi darahku hanya 90/80, sangat rendah, dan aku mulai takut. Ibuku juga was-was karena beliau tahu aku melakukan diet.
                Sebelum aku kembali ke Surabaya, ibu menyuruh emak yang biasa membantu di rumahku untuk memasakkan bayam merah serta aku disuruh untuk makan sate kambing. Aku memakannya dan itu belum membuatku merasa lebih baik. Sorenya aku kembali ke Surabaya naik bus dan rasa pusing karena hipotensi tersebut tidak tertahankan. Aku lebih banyak tidur di sepanjang perjalanan.
                Keesokan harinya aku pergi ke medical center kampus. Di sana aku memeriksakan diri, dan ternyata tensiku tambah drop yaitu 80/60. Pantas saja aku semakin pusing dan lemas. Dokter mengatakan aku harus memperbanyak makanan yang bernutrisi, mengandung banyak protein dalam jumlah besar. Serta tidak lupa makan sayur, buah, banyak minum air putih serta berolahraga. Tekanan darahku bisa disebabkan karena aku banyak pikiran dan kurang makan makanan yang bernutrisi (mungkin itu sebagian besar disebabkan karena dietku yang agak salah).
                Saat ini aku lebih memperhatikan asupan nutrisiku. Namun aku sedikit bingung juga sebagai anak kost makanan semacam apa yang harus kumakan agar zat-zat yang bermanfaat itu terserap dalam jumlah besar ditubuhku. Sudah dua hari berjalan namun aku belum menemukan perubahan dan masih pusing, terkadang lemas. Saat ini aku mengonsumsi analgesic untuk penahan nyeri akibat pusingku tadi, serta vitamin C. Analgesic dan vitamin C diresepkan oleh dokter dari Medical center kampusku. Serta aku juga melengkapinya dengan Tonikum Bayer(penambah darah), pisang ambon/pisang hijau (karena mengandung magnesium dan kalium yang tinggi), dan susu bear brand. Saat ini aku makan dua kali sehari dari yang sebelumnya sekali sehari. Namun aku tetap tidak makan setelah pukul 19.00, serta paginya aku tetap minum Herbalife karena persediaanku yang masih sangat banyak.
                Pada intinya saat ini aku ingin mempertahankan berat badanku, namun fisikku berkata lain. Dokter di Medical Center pun berpesan bahwa “Mbak ini gemuk ya, nanti kamu siap-siap tambah gemuk lagi kalau makan banyak ini”. Saya sangat terpukul padahal saya telah merasa berhasil menurunkan berat badan beberapa kilo, mengurangi buncitnya perut, serta mengurangi lemak tubuh. Namun apa daya, saya akan lebih drop jika diterus-teruskan seperti sebelumnya. Padahal asupan nutrisi juga tidak kurang-kurang. Saat ini, saya sedang berjuang agar tekanan darah saya kembali normal lagi. Setidaknya naik ke angka 100/80 atau Alhamdulillah jika malah 110/80.
                Pada akhirnya saya berpesan bahwa teman-teman di sekitarmu yang tadinya kamu katai begini begitu sebenarnya dia menyembunyikan kepahitannya di dalam. Seperti melempar batu di lautan, kamu tidak akan pernah tahu seberapa dalam batu itu tenggelam. Begitupun dengan ketika kamu berkata sesuatu ke seseorang, kamu tidak pernah tahu seberapa dalam perkataan tersebut mempengaruhinya. Saya sudah mengalaminya, dan itu membuat saya untuk introspeksi dan lebih berhati-hati untuk berucap ke orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar